Sapi Mengeja Mati, Buku Kumpulan Cerpen Karya Dodi Goyon
....
Sapi Mengeja Mati, sebuah buku yang berisi kumpulan cerpen karya Dodi Goyon.
Sebagai pembuka tulisan ini saya akan menggila, agar tulisan ini tidak disangka hasil Ai. Ya, tulisan ini akan menggila dengan gaya bahasa gila, tanpa struktur, tanpa moral algoritma, hanya ditulis semaunya.
Ok, sampai di sini, gilanya. hehe
Iya, gini loh teman - teman, terkadang kita itu mudah tergoda dengan yang mudah, praktis, cepat selesai, kalau bahasa Likunya Instan. Ai memang membuat mudah, tapi bukan berarti semua isi tulisanmu, dari paragraf awal sampai akhir semuanya dibuat oleh Ai. Kasian kan Ainya. Nah, kasian juga kalian membaca ini menjadi gila karena aku yang menggila.
Jadi, saya alhamdulillah melahirkan lagi nih buku ke 7 saya...yeeeeee...
Judulnya, Sapi Mengeja Mati.
Eh... kenapa judulnya serem ya?
Ngak!
Ngak serem kok. Hanya saja sedikit gelap, entah covernya, isinya, pesannya, ceritanya.
Sebenarnya satu cerpen yang menjadi judul buku ini ngak serem - serem amat. Yah, hanya simpel. Sapi yang mati akibat tidak bisa membaca larangan, udah, selesai. Tapi bukan Dodi Goyon namanya kalau ceritanya yang sederhana ngak nyentuh dalam, ngak satir, ngak lucu, ngak jengggg.
CERITAKU BOLEH SEDERHANA, TAPI HARUS NGENA !
Sapi, dari zaman Ken Arok remaja sampai fufufafa ngak ada yang bisa baca. Walaupun Abu Nawas sekalipun yang mengajari sapi itu membaca, ngak bakalan bisa. Sebab sapi memang hewan, yang hanya bisa membaca rumput yang bergoyang, cieee.
Walaupun hanya menceritakan sapi mati. Pelan - pelan saya masukin tokoh pak RT sebagai simbol pemerintah, yang bikin kebijakan tanpa melihat rakyat bawah. Setelah rakyat melanggar karena ngak bisa baca, malah rakyat yang dihajar. Seharusnya pemerintah yang harus mengajari rakyat untuk bisa baca dulu, baru memberi surat, UU, peraturan tertulis.
Ada juga cerita orang yang suka ngebully. Ngolok, ngebanding - bandingkan. Eh setelah yang dibully mati, baru pada nyesel. Tapi, saya coba menulis kematian dengan romantis, bangs@t...romantis,wkwkwk. Iya beneran, di cerita itu saya buat kematian adalah momen yang sangat membahagiakan. Enaknya berpelukan dengan kematian, dada..dada..sama orang yang masih hidup. Aneh kan? absrud ngak? Ya...gitulah, kalau Dodi Goyon sudah gila dalam menulis. Intinya kalian mesti "gila" dulu baru baca Sapi Mengeja Mati ini.
Kemudian ada tuh satu cerpen, sebenarnya ini cerpen untuk ngejawab sindiran temen, dia bilang nih pas nongkrong di warkop, karena dia tahu saya suka baca.
"Saya aneh loh Dod, orang suka baca buku, tapi ngak suka baca Alquran."
Sedap nih, kasi bumbu indomie kaldu, kuah panas.
Lahirlah cerpen saya tentang kebahlulan tokoh yang saya beri nama Masdar. Tokoh ini selalu nanya di mana pintu surga? Sampai - sampai guru ngajinya malas menjawab pertanyaan Masdar ini. Memang kampret nih Masdar, sampai suatu hari, guru ngajinya ngak sempat jawab pertanyaan dia ini. Sebab Masdar seeeeetiap hari nanya pertanyaan yang sama, dan harus dengan jawaban yang berbeda. DI MANA PINTU SURGA? Karena guru ngajinya ngak bisa jawab, lebih tepatnya malas jawab, MAsdar bela - belain nanya sama semua orang, sampai - sampai nanya sama seorang Pelacur.
Weleh..welehh...kalau ditanya pintu surga ke seorang pelacur, tentu mereka akan mengartikan makna yang berbeda.
Pintu itu lubang.
Surga itu berhubungan erat dengan hal yang nikmat - nikmat. Nah...gimana kira - kira jawaban yang diterima Masdar.
Eh..kira - kira apakah tulisan saya ini berbau Ai? Saya rasa tidak, karena saya nulis lagi dalam keadaan gila. Jadi aman ya. hehe.
Kalau mau memiliki buku saya yang gila ini,


Posting Komentar untuk "Sapi Mengeja Mati, Buku Kumpulan Cerpen Karya Dodi Goyon"