Jalan Liku yang Aduhai, Ternyata Melestarikan Kepercayaan Angker itu Perlu
Bukan tidak mungkin, jalan yang rusak sebenarnya bukan ulah para pemborong, atau manusia yang tidak bertanggung jawab, tapi memang karena para lelembut yang ada di daerah tersebut mulai iseng menggali lubang yang sampai akhirnya tak kunjung bisa diperbaiki.
Sebenarnya untuk menulis opini ini saya mulai panas dingin, jari kaku, pikiran tak menentu. Hal ini wajar, sebab pernah pada tulisan sebelumnya, saya sempat menulis tentang kejelekan jalan Liku yang rusak, malamnya langsung di “terror” oleh orang yang mengaku dirinya seorang pemborong jalan Liku.
Namun, sekarang saya berusaha memberanikan diri menulis opini berkaitan dengan jalan yang tidak bisa dikatakan baik ini. Tidak semua ruas jalan kok wahai para pembesar Sanggau, saya hanya ingin mengatakan, kalau jalur tanjakan yang menjadi pembatas antara Liku dan Perintis jalannya terdapat lobang yang membahayakan. Mengingat jalur tanjakan itu juga merupakan tikungan yang lumayan tajam.
Sebenarnya saya tidak mau membahas kata “ batas” ini, sebab di tulisan saya sebelumnya gara - gara kata batas ini saya dicekal. Namun, kalau sudah seperti ini, apakah salah saya menulis “batas”?
Nah, alih - alih menyalahkan pemerintah daerah Sanggau, saya lebih meyakini kalau kita sekarang sudah tidak lagi mempercayai keberadaan makhluk halus. Eh, ngak salah kamu percaya makhluk halus DOD? Tenang, santai, jangan tergesa - gesa. Sebab jalan yang akan saya bicarakan memang sebenarnya dahulu dibawah tahun 2000 an terkenal cukup angker.
1. Tanjakan Karem Dulu Suka Memakan Korban
Korban yang saya maksud bukanlah korban meninggal dunia, namun beberapa kali pernah kejadian orang terjatuh, entah itu menggunakan sepeda motor, sepeda, mobil, atau bahkan gerobak pak de penjual bakso saja pernah terbenam di tanjakan Karem ini.
Memang tanjakan yang terbilang rawan, dengan tikungan sedikit mematah membuat orang yang melalui jalur ini sering hilang kendali. Banyak yang menduga, sejak ditebangnya pohon Barang yang ada di dekat tanjakan tersebut, membuat para lelembut yang ada disekitaran tanjakan marah.
Bukan tidak mungkin, jalan yang rusak sebenarnya bukan ulah para pemborong, atau manusia yang tidak bertanggung jawab, tapi memang karena para lelembut yang ada di daerah tersebut mulai iseng menggali lubang yang sampai akhirnya tak kunjung bisa diperbaiki.
2. Hantu Lubang Di Bawah Pohon Tengkawang.
Dulu di bawah turunan Karem itu terdapat juga pohon Tengkawang yang sangat besar. Tepat sebelah kanan dari arah atas jika kita menuruni tanjakan. Ada juga kubangan kecil seperti kolam, yang airnya jernih. Mengapa saya tahu, sebab sewaktu SD kami juga biasa menjelajah atau hanya sekedar mencari buah - buah hutan di daerah itu. Namun, sejak diketahui oleh orang tua, kami dimarahi bermain di bawah pohon Tengkawang tersebut, yang katanya ada hantu Lubang.
Hantu yang dipercaya keberadaannya mendiami lubang yang ada di sekitaran jalan. Sekarang saya jadi yakin, kalau penyebab drainase sekitar jalan tersebut tidak lancar adalah sabotase dari hantu Lubang yang ada di dekat jalan tersebut.
Sebab, banyak yang bilang kalau penyebab utama drainase adalah tumpahan air dari rumah besar di atas tanjakan Karem, namun saya tidak percaya, karena saya melihat arah pembuangan air rumah atas tanjakan sudah benar mengarah ke drainase jalan utama, namun ruang parit saja yang kurang besar. Jadi jelas ini adalah disebabkan oleh hantu Lubang.
3. Adanya Makam
Coba kalian balik tulisan MAKAM, pasti akan terbaca sama. Nah, jalur antara tanjakan Karem dan Tanjakan Makam Muslim itu selalu jelek sebab merupakan jalur lintas Gaib. Wah, jangan tidak percaya. Sebab, coba bayangkan para sesepuh, pemborong, sudah bersusah payah membangun jalur ini tetap saja tak lama setelahnya rusak.
Ini benar - benar sabotase oleh keberadaan makhluk halus yang ada di jalur ini. Kalau menurut kamus alam gaib, mereka tak suka dengan pola pembangunan yang mulus, bagus dan lurus. Sehingga para hantu - hantu di daerah itu pun sengaja membuat jalan menjadi jelek.
Posting Komentar untuk "Jalan Liku yang Aduhai, Ternyata Melestarikan Kepercayaan Angker itu Perlu "