Inilah yang Terjadi Bila Desa Inggis Dipimpin Raja Charles
Wah
saya jadi terharu membayangkan jika ada pemimpin seperti Raja Charles memimpin
di desa Inggis. Di benak saya sudah terbayang bagaimana majunya desa yang
namanya hampir saja menyamai salah satu negara yang ada di Britania Raya itu.
Desa
Inggis memang memiliki geografis yang sangat strategis sebenarnya. Membentang mengikuti
jalur sungai Kapuas, dengan dikelilingi hamparan perkebunan sawit yang luas
membuat desa Inggis menjadi desa yang sangat diperhitungkan dari segi ekonomi.
Namun,
masih saja ada permasalahan yang sedikit mengganjal sebagian bahkan segenap
warga desa Inggis, yap..akses jalan yang masih berbatu dari muara simpang jalan
raya hingga ke tepian sungai kapuas. Namun, bagaimana jika seandainya desa
Inggis yang asri nan teduh ini, dipimpin oleh seorang raja seperti Raja
Charles?
Jalan
simpang Inggis pasti mulus
Jalan
simpang Inggis memang menjadi musuh bebuyutan para penunggang Supra x 125,
kendaraan yang satu ini memang sangat sulit dikendalikan getaran yang ada di
batok depannya tersebut. Apalagi bila bertemu jalanan yang sangat menguji
andrenalin seperti jalan simpang Inggis ini.
Seandainya
Raja Charles memimpin desa Inggis, maka tak akan ada jalan berbatu seperti itu
di bawah daerah kekuasaannya. Bukan hanya membangun infrastruktur yang layak, pemimpin
seperti Raja Charles ini, tentunya akan membangun market place di sepanjang
jalan agar tidak ada kesenjangan harga gula dan sekawanannya yang harganya bisa
melonjak jika sudah berada di desa Inggis.
Adanya
jembatan penghubung di Inggis
Bisa
jadi jika pemimpin seperti Raja Charles jika memimpin desa Inggis, beliau akan
membangun jembatan yang menghubungkan duo
Inggis. Janganlah kita berharap akan adanya jembatan seperti Tower Bridge yang
membelah sungai Thames, cukup seperti jembatan Semuntai saja warga Inggis pasti
akan sangat senang.
Wah,
bagaimana dengan pendapatan para kapal kelotok yang hilir mudik membawa
kendaraan? Tidak masalah, sekelas pemikiran pemimpin seperti Raja Charles tentu
beliau akan memperhitungkan dampak dari pembangunan jembatan. Para pemilik
kapal akan dialih fungsikan menjadi kapal - kapal wisata seperti London Rib
Voyages, yang menyediakan tur kapal di sungai Thames.
Tak
ada yang BAB di sungai lagi
Ah
ini merupakan cerita masa lalu di eropa di zaman kegelapan. Warga eropa buang
air besar dengan cara yang sangat tidak bersih. Tentunya, jika pemimpin seperti
Raja Charles memimpin Inggis, maka tidak ada lagi kebiasaan buang air besar di
sungai kapuas.
Jamban
– jamban yang ada di tepian sungai kapuas akan disulap menjadi kios – kios wisata,
UMKM, pusat penelitian sungai dan ikan, keramba air tawar, permainan air anak,
dan lainnya. Hal ini tentunya sebagai cara untuk menghilangkan BABS, Buang Air
Besar Sembarangan. Sebab pemerintah kita lagi konsen dengan hal yang berbau
pencemaran sungai dan sampah!
Senandung
Orkestra ala Mozart
Setelah
membangun jembatan, mengalih fungsikan
jamban menjadi tempat wisata. Jadilah sungai kapuas yang ada di desa
Inggis menjadi sungai kapuas yang dirindukan oleh masyarakat Sanggau. Suasana
yang enak, senja ditemani kicauan burung layangan, sorak sorak wanita yang
asyik bebasok dan besosah.
Tentunya
kapal – kapal wisata akan menyediakan tur yang sangat memanjakan mata. Belum lagi
dibuatnya semacam orkestra terbuka di tepian sungai, membawakan alunan melodi ala
Mozart dan Vivaldi. Hal ini tentu lebih bagus
dibandingkan dengan deruman mesin penambang emas yang bertalu talu tak
tahu irama di tengah sungai kapuas.
Posting Komentar untuk "Inilah yang Terjadi Bila Desa Inggis Dipimpin Raja Charles"