Inilah yang Terjadi Bila Desa Inggis Dipimpin Raja Charles

 


 Belum lagi dibuatnya semacam orkestra terbuka di tepian sungai, membawakan alunan melodi ala Mozart dan Vivaldi. Hal ini tentu lebih bagus  dibandingkan dengan deruman mesin penambang emas yang bertalu talu tak tahu irama di tengah sungai kapuas.

Wah saya jadi terharu membayangkan jika ada pemimpin seperti Raja Charles memimpin di desa Inggis. Di benak saya sudah terbayang bagaimana majunya desa yang namanya hampir saja menyamai salah satu negara yang ada di Britania Raya itu.

Desa Inggis memang memiliki geografis yang sangat strategis sebenarnya. Membentang mengikuti jalur sungai Kapuas, dengan dikelilingi hamparan perkebunan sawit yang luas membuat desa Inggis menjadi desa yang sangat diperhitungkan dari segi ekonomi.

Namun, masih saja ada permasalahan yang sedikit mengganjal sebagian bahkan segenap warga desa Inggis, yap..akses jalan yang masih berbatu dari muara simpang jalan raya hingga ke tepian sungai kapuas. Namun, bagaimana jika seandainya desa Inggis yang asri nan teduh ini, dipimpin oleh seorang raja seperti Raja Charles?

 

Jalan simpang Inggis pasti mulus

 

Jalan simpang Inggis memang menjadi musuh bebuyutan para penunggang Supra x 125, kendaraan yang satu ini memang sangat sulit dikendalikan getaran yang ada di batok depannya tersebut. Apalagi bila bertemu jalanan yang sangat menguji andrenalin seperti jalan simpang Inggis ini.

Seandainya Raja Charles memimpin desa Inggis, maka tak akan ada jalan berbatu seperti itu di bawah daerah kekuasaannya. Bukan hanya membangun infrastruktur yang layak, pemimpin seperti Raja Charles ini, tentunya akan membangun market place di sepanjang jalan agar tidak ada kesenjangan harga gula dan sekawanannya yang harganya bisa melonjak jika sudah berada di desa Inggis.

 

Adanya jembatan penghubung di Inggis

Bisa jadi jika pemimpin seperti Raja Charles jika memimpin desa Inggis, beliau akan membangun  jembatan yang menghubungkan duo Inggis. Janganlah kita berharap akan adanya jembatan seperti Tower Bridge yang membelah sungai Thames, cukup seperti jembatan Semuntai saja warga Inggis pasti akan sangat senang.

 

Wah, bagaimana dengan  pendapatan para  kapal kelotok yang hilir mudik membawa kendaraan? Tidak masalah, sekelas pemikiran pemimpin seperti Raja Charles tentu beliau akan memperhitungkan dampak dari pembangunan jembatan. Para pemilik kapal akan dialih fungsikan menjadi kapal - kapal wisata seperti London Rib Voyages, yang menyediakan tur kapal di sungai Thames.

 

Tak ada yang BAB di sungai lagi

 

Ah ini merupakan cerita masa lalu di eropa di zaman kegelapan. Warga eropa buang air besar dengan cara yang sangat tidak bersih. Tentunya, jika pemimpin seperti Raja Charles memimpin Inggis, maka tidak ada lagi kebiasaan buang air besar di sungai kapuas.

Jamban – jamban yang ada di tepian sungai kapuas akan disulap menjadi kios – kios wisata, UMKM, pusat penelitian sungai dan ikan, keramba air tawar, permainan air anak, dan lainnya. Hal ini tentunya sebagai cara untuk menghilangkan BABS, Buang Air Besar Sembarangan. Sebab pemerintah kita lagi konsen dengan hal yang berbau pencemaran sungai dan sampah!

Senandung Orkestra ala Mozart

Setelah membangun jembatan, mengalih fungsikan  jamban menjadi tempat wisata. Jadilah sungai kapuas yang ada di desa Inggis menjadi sungai kapuas yang dirindukan oleh masyarakat Sanggau. Suasana yang enak, senja ditemani kicauan burung layangan, sorak sorak wanita yang asyik bebasok dan besosah.

Tentunya kapal – kapal wisata akan menyediakan tur yang sangat memanjakan mata. Belum lagi dibuatnya semacam orkestra terbuka di tepian sungai, membawakan alunan melodi ala Mozart dan Vivaldi. Hal ini tentu lebih bagus  dibandingkan dengan deruman mesin penambang emas yang bertalu talu tak tahu irama di tengah sungai kapuas.

 

 

 

 

Posting Komentar untuk "Inilah yang Terjadi Bila Desa Inggis Dipimpin Raja Charles"